Kadar oksigen terlarut (DO) di ketiga lokasi penelitian berkisar antara 5,4 – 5,8 mg/l. Secara umum kadar oksigen terlarut di kedua lokasi ini tergolong baik. Di perairan tawar, kadar oksigen terlarut berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0 0C dan 8 mg/l pada suhu 25 0C, sedangkan di perairan laut berkisar antara 11 mg/l pada suhu 0 0C dan 7 mg/l pada suhu 25 0C (McNeely et al., 1979 dalam Effendi, 2008). Kadar oksigen terlarut pada perairan alami biasanya kurang dari 10 mg/l. Menurut Effendi (2008), kadar oksigen yang terlarut dalam perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian (altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil. Kadar oksigen juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada percampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Mukhtasor (2007) mengatakan bahwa oksigen terlarut akan menurun apabila banyak limbah, terutama limbah organik, yang masuk ke perairan. Hal ini dikarenakan oksigen tersebut digunakan oleh bakteri-bakteri aerobik dalam proses pemecahan bahan-bahan organik yang berasal dari limbah yang mencemari perairan tersebut. |
Sabtu, 15 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar